Burning Mouth Syndrome

DEFINISI
Sindrom mulut terbakar (disebut juga glossodynia, glossopyrosis, dysaesthesia oral) ditandai dengan sensasi terbakar yang mempengaruhi mukosa oral yang disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik lain misalnya xerostomia, desain gigi tiruan yang tidak baik, diabetes, anemia (Coulthard dkk., 2003).

Sindrom mulut terbakar adalah kondisi yang sangat menyakitkan yang sering didefinisikan sebagai sensasi panas di lidah, bibir, palatum ataupun di seluruh rongga mulut. Walaupun sindrom ini dapat mengenai siapapun, namun lebih banyak terjadi pada wanita setengah baya maupun lanjut usia. Sindrom mulut terbakar sering terjadi dengan disertai berbagai kondisi medis dan gigi, dari kekurangan gizi dan menopause sampai mulut kering alergi. Tetapi hubungan mereka tidak jelas, dan penyebab pasti sindrom mulut terbakar tidak selalu dapat diidentifikasi dengan pasti (National Institute of Dental and Craniofacial Research, 2010).

Presentasi klinis (Coulthard dkk., 2003).
1. Jenis kelamin: lebih sering terjadi pada wanita daripada pria
2. Umur: biasanya lebih dari 50 tahun
3. Sifat: sensasi terbakar. Pasien mungkin mendeskripsikannya sebagai mukosa mulut yang terasa terbakar atau terkena merica
4. Durasi: muncul setiap hari dan biasanya terjadi dalam periode yang panjang (bulanan sampai tahunan). Gejala yang dirasakan pasien tidak mengganggu tidur. Beberapa pola yang berbeda dapat dideskripsikan dan diklasifikasikan menurut sistem:
a. Tipe 1: tidak muncul saat bangun tidur, keparahan meningkat dengan jalannya hari
b. Tipe 2: muncul saat bangun dan terasa sepanjang hari
c. Tipe 3: intermiten, pola kejadian tidak dapat diprediksi
5. Lokasi: sensasi terbakar biasanya terjadi pada lidah, bibir, palatum keras, muncul di salah satu tempat tersebut ataupun bersamaan. Jika muncul di salah satu tempat, maka seringnya muncul pada lidah. Pada tipe 3 muncul di tempat yang tidak biasa seperti tenggorokan dan dasar mulut.
6. Faktor inisiasi: tidak terdapat faktor inisiasi yang jelas. Namun pasien melaporkan bahwa sensasi ini tidak muncul saat mereka makan ataupun bekerja dan lebih terasa saat istirahat. Analgesik seringnya tidak efektif.
7. Rasa sakit datang secara konstan namun dapat juga datang dan pergi. Kecemasan dan depresi umum didapati pada orang dengan sindrom mulut terbakar dan kemungkinan diakibatkan oleh rasa sakit kronis yang mereka alami (National Institute of Dental and Craniofacial Research, 2010).
8. Gejala lain dari BMS termasuk: Kesemutan atau mati rasa di ujung lidah atau di mulut, Perubahan rasa pahit atau seperti logam, Mulut kering atau sakit mulut (National Institute of Dental and Craniofacial Research, 2010).

PENYEBAB (National Institute of Dental and Craniofacial Research, 2010)
Ada beberapa kemungkinan penyebab sindrom mulut terbakar, diantaranya:
1. Kerusakan saraf yang mengendalikan rasa sakit dan pengecapan
2. Perubahan hormon
3. Mulut kering, yang dapat disebabkan oleh banyak obat-obatan dan gangguan seperti sindrom Sjögren atau diabetes
4. defisiensi nutrisi
5. Oral kandidiasis
6. refluks asam
7. gigi tiruan yang tidak pas atau alergi dengan bahan gigi tiruan
8. Kecemasan dan depresi
Pada beberapa orang, sindrom mulut terbakar mungkin memiliki lebih dari satu penyebab. Tapi bagi banyak orang, penyebab pasti dari gejala-gejalanya tidak dapat ditemukan.

DIAGNOSIS (National Institute of Dental and Craniofacial Research, 2010)
Diagnosis dapat dilakukan dengan bantuan pemeriksaan oral secara menyeluruh dan pemeriksaan medis secara umum untuk mengetahui sumber penyebab rasa terbakar tersebut, diantaranya:
1. Kerja darah untuk mencari infeksi, kekurangan gizi, dan gangguan yang berkaitan dengan sindrom mulut terbakar seperti diabetes atau masalah tiroid
2. swab oral untuk memeriksa kandidiasis oral
tes alergi terhadap bahan gigi tiruan, makanan tertentu, atau zat lain yang mungkin menyebabkan gejala-gejala tersebut.

PEMERIKSAAN KLINIS (Coulthard dkk., 2003)
Riwayat medis dan sosial yang ditemukan pada pasien mungkin sama dengan penderita nyeri fasial atipikal. Pemeriksaan klinis yang teliti penting untuk mendeteksi penyebab lokal dari gejala pasien, misalnya tanda untuk
1. kondisi seperti eritem, migrain, glositis, liken planus, dan kandidiasis,
2. tanda-tanda kebiasaan buruk parafungsional seperti bruxism, menggertakan gigi ataupun mendorong-dorong lidah,
3. pemeriksaan desain gigi tiruan, khususnya yang berkaitan dengan kecukupan freewayspace dan posisi gigi terhadap kecukupan ruang untuk lidah
4. xerostomia

PEMERIKSAAN KHUSUS (Coulthard dkk., 2003)
Pemeriksaan difokuskan untuk mendeteksi penyebab sensasi terbakar yang mempengaruhi mukosa. Penghitungan darah lengkap dan hematinik untuk mendiagnosis anemia dan atau defisiensi besi, folat atau vitamin B12. Kemunculan infeksi kandida tidak dideteksi dengan swab ataupun smear namun dengan pemeriksaan kuantitatif menggunakan sampel saliva. Kemunculan dan derajat xerostomia dinilai dengan sialometri. Gula darah dihitung untuk mengetahui adanya diabetes. Pasien mungkin mempunyai alergi terhadap beberapa material kedokteran gigi, dengan tidak adanya riwayat yang jelas ataupun tanda klinis yang membuktikannya, hindari tes alergi seperti tes patch pada pasien.

MANAJEMEN MEDIS
Sensasi terbakar di rongga mulut yang terdeteksi memiliki penyebab lokal maupun sistemik harus di rawat. Jika penyebab tidak terdeteksi atau perawatan yang dilakukan tidak menunjukan hilangnya gejala, sensasi rasa terbakar ini mungkin disebabkan oleh defisiensi vitamin B1 dan B6. Pemeriksaan terhadap level vitamin tersebut dapat dilakukan kemudian disertai dengan peresepan vitamin B1 dan B6 selama 1 bulan dosis terukur (50 mg perhari). Perhatikan kaitan gejala dengan sifat neoplastik serta hubungan dengan stres dan kecemasan (Coulthard dkk., 2003).

Pengobatan harus disesuaikan dengan kebutuhan, tergantung pada penyebab gejala sindrom, pengobatan mungkin dapat mencakup:
1. Menyesuaikan atau mengganti gigi palsu yang mengiritasi
2. Mengobati gangguan yang ada seperti diabetes, sindrom Sjögren, atau masalah tiroid untuk memperbaiki gejala mulut terbakar
3. Suplemen untuk kekurangan nutrisi
4. Ganti obat jika obat yang menyebabkan mulut terbakar
5. Resep obat untuk
6. meredakan mulut kering
7. mengobati kandidiasis oral
8. membantu mengontrol nyeri dari kerusakan saraf
9. mengurangi kecemasan dan depresi.

Bila penyebab yang mendasari tidak dapat ditemukan, pengobatan ditujukan pada gejala untuk mencoba mengurangi rasa sakit yang terkait dengan sindrom mulut terbakar (National Institute of Dental and Craniofacial Research, 2010).

DAFTAR PUSTAKA
Coulthard P, K Horner, P Sloan, and E Theaker. 2003. Master Dentistry Vol 1: Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral Medicine. Edinburgh: Churchill Livingstone.
National Institute of Dental and Craniofacial Research. 2010. Burning Mouth Syndrome. http://www.nidcr.nih.gov/OralHealth/Topics/Burning/BurningMouthSyndrome.html (diunduh tanggal 30 Oktober 2010)

Leave a comment

Leave a comment